![]() |
Guido D'Arezzo |
Sahabat Tabsur, siapa sih sebenarnya
penemu tangga nada Do, Re, Mi, Fa, So, La, Si, do?
Do Re Mi Fa Sol La Si Do
atau tangga nada solmisasi yang diakui
secara internasional dan digunakan oleh seluruh orang di dunia ini diakui diciptakan oleh Guido D'Arezzo (995-1050). Siapa dia? Beliau adalah seorang pemusik Italia. Eh eh, tapi ternyata setelah dilakukan penelitian, tangga nada itu pertama kali ditemukan oleh ilmuwan muslim loh, beliau bernama Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M) seorang musisi Muslim terbesar di kancah dunia musik Arab pada zaman kekhalifahan dan telah digunakan oleh musisi muslim sejak abad ke-9.
secara internasional dan digunakan oleh seluruh orang di dunia ini diakui diciptakan oleh Guido D'Arezzo (995-1050). Siapa dia? Beliau adalah seorang pemusik Italia. Eh eh, tapi ternyata setelah dilakukan penelitian, tangga nada itu pertama kali ditemukan oleh ilmuwan muslim loh, beliau bernama Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M) seorang musisi Muslim terbesar di kancah dunia musik Arab pada zaman kekhalifahan dan telah digunakan oleh musisi muslim sejak abad ke-9.
Fakta penting ini, pertama kali
diungkapkan oleh Jean Benjamin de la Borde seorang ilmuwan dan komponis Perancis
dalam bukunya; Essai Surla Musique Ancienne et et Moderne (1780). Jean
Benjamin secara alphabet menyebutkan kalau solmisasi ini ditemukan oleh sarjana
Muslim. Solmisasi itu terdiri atas silabels (solmisasi) dalam abjad Arab yaitu;
Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, dan Ra.
Menurut Jean Benjamin, notasi
abjad arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa ke dalam
bahasa Latin, dan entah bagaimana diklaim sebagai Hymne St. Jhon ( Hymne St.
Jhohanes), transliterasi ini dilakukan oleh pemusik Italia Guido D'Arezzo
(995-1050) yang usianya berbeda jauh dari Musisi Muslim
”Ishaq Al-Mausili” penemu sitem penulisan musik dengan solmisasi-nya.
Pada suatu waktu, Program British
menayangkan acara sejarah musik yang menyatakan tanpa malu bahwa; Guido adalah
penemu system solmisasi, tanpa sedikitpun mengungkapkan fakta temuan oleh
ilmuwan Muslim. (Berarti membajak hak cipta tuh). Namun Jean, orang yang
mengetahui sebenarnya, tidak rela terhadap pernyataan; “Yang menemukan
solmisasi itu Guido”. Sehingga Jean mengambil sikap bahwa solmisasi itu
ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Hal ini pula didukung oleh musisi Eropa lain
diantaranya Guillaume Andre Villoteau (1759-1839) yang juga mengakui bahwa
penemu solmisasi adalah ilmuwan Muslim.
Jean Benjamin de la Borde
melakukan penelitian dengan cara membandingkan antara solmisasi dari Guido
dengan solmisasi yang berabjad Arab agar pernyataan dia benar adanya. Mari kita
bandingkan notasi di bawah ini:
Notasi
Arab :
Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, Ra
Notasi
Guido :
MI, Fa, Sol, La, Ti, Ut, Re
Notasi Musik
kini :
Mi, Fa, Sol, La, Si, Do, Re
Kalau kita bandingkan antara
ketiganya, ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penulisan
solmisasi notasi musik.
Solmisasi diperkenalkan Ishaq
Al-Mausili dalam bukunya, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of
Songs, yang begitu populer di Barat. Musisi Muslim lainnya yang
juga memperkenalkan solmisasi berabjad Arab adalah Ibn Al-Farabi (872 M-950 M)
dalam kitab Al-Mausiqul Kabir. Selain itu, Ziryab (789 M-857 M), seorang ahli
musik dan ahli botani dari Baghdad, turut mengembangkan penggunaan solmisasi
tersebut di Spanyol jauh sebelum Guiddo D'Arezzo muncul dengan notasi Guido’s
Hand-nya.
Peradaban Barat kerap mengklaim
bahwa Guido Arezzo adalah musisi yang pertama kali memperkenalkan solmisasi
lewat notasi Guido’s Hand. Ternyata,
notasi Guido’s Hand milik Guido D'Arezzo hanyalah jiplakan dari notasi Arab yang telah ditemukan dan digunakan
sejak abad ke-9 oleh para ilmuwan Muslim.
Para ilmuwan yang telah
menggunakannya, antara lain Yunus Alkatib (765 M), Al-Khalil (791 M), Al-
Ma’mun (wafat 833 M), Ishaq Al- Mausili (wafat 850 M), dan Ibn Al- Farabi (872
M-950 M). Ibn Firnas (wafat 888 M) pun turut berperan dalam penggunaan
solmisasi tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan
masyarakat Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang
pertama kali mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.
Guido D'Arezzo mengetahui
solmisasi tersebut dengan mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik
berbahasa Latin yang berisi kumpulan penemuan ilmuwan Muslim di bidang musik.
Solmisasi tersebut ditulis dalam Catalogna yang diterbitkan di Monte Cassino
pada abad ke-11. Monte Cassino merupakan daerah di Italia yang pernah dihuni
masyarakat Muslim dan juga pernah disinggahi oleh Constantine Afrika.
Lagi-lagi, peradaban Barat mencoba memanipulasi sejarah.
Ya ampun ternyata gitu toh. Berarti mereka mencuri karya Al-Farabi. Izin copas ya admin. Semoga pahala mengalir untuk yang membuat blog ini.
ReplyDeleteNah lho mana itu yang benar?
ReplyDeleteSejarah tentu harus diluruskan..
Catering Jakarta